Siapakah Allah Menurut Alkitab?
Image (Sumberhttps://www.gotquestions.org/Indonesia/siapakah-Allah)
Q1: “Bro, kalau menurut Alkitab… siapa sih Allah itu?”
A:
Jawaban paling sederhana: Allah adalah Pribadi Tertinggi yang menciptakan, memelihara, mengasihi, dan menebus seluruh ciptaan.
Tapi Alkitab nggak berhenti di definisi “tinggi” dan “abstrak”. Allah dalam Alkitab itu dekat, berelasi, dan aktif.
Dalam Kejadian 1, Allah mencipta dengan firman-Nya. Dalam Mazmur, Dia digambarkan sebagai gembala yang memimpin.
Dalam Injil, Dia datang sebagai Yesus. Di Kisah Para Rasul, Dia hadir sebagai Roh Kudus.
Allah bukan konsep. Allah adalah Pribadi yang hidup.
Q2: “Oke, tapi bagaimana sih Alkitab menggambarkan karakter Allah?”
A:
Alkitab memberi banyak gambaran, tapi ada empat yang paling kuat dan sering disebut oleh ahli teologi seperti A.W. Tozer, Wayne Grudem, J.I. Packer, dan N.T. Wright.
1. Allah itu Kudus
Alkitab berkata: “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan” (Yes. 6:3).
Kudus berarti: berbeda dari ciptaan, sempurna dalam moral, dan tidak tercemar dosa.
2. Allah itu Kasih
“Allah adalah kasih.” (1 Yoh. 4:8)
Kasih bukan sekadar sifat Allah, tetapi esensi relasi-Nya dalam kekekalan: Bapa mengasihi Anak, Anak mengasihi Bapa, Roh Kudus mengalirkan kasih itu.
Teolog Karl Barth bilang: “Ketika kita mengatakan Allah adalah kasih, kita sudah menyentuh inti terdalam dari siapa Allah itu.”
3. Allah itu Mahakuasa
“Tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi Allah.” (Luk. 1:37)
Ia mencipta dari ketiadaan (ex nihilo). Ia menopang alam semesta (Ibr. 1:3). Ia memegang sejarah.
4. Allah itu Setia
Seluruh Alkitab adalah kisah kesetiaan Allah terhadap umat-Nya. Bahkan ketika manusia gagal, Allah tetap melaksanakan janji-Nya.
Q3: “Apakah Allah menurut Alkitab itu satu atau banyak?”
A:
Alkitab sangat tegas: Allah itu Esa. (Ul. 6:4)
Namun, Ia menyatakan diri dalam tiga pribadi: Bapa, Anak, Roh Kudus (Mat. 28:19).
Jadi Kristen bukan menyembah tiga Allah, tapi Satu Allah yang hidup dalam relasi kasih kekal.
Teolog Agustinus berkata, “Allah itu satu dalam esensi, tetapi tiga dalam pribadi—dan ini mencerminkan kedalaman kasih Allah.”
Q4: “Kalau Allah itu Roh, bagaimana manusia bisa mengenal Dia?”
A:
Alkitab mengatakan: “Allah itu Roh.” (Yoh. 4:24)
Artinya Dia tak terbatas, tak terikat ruang-waktu. Tapi Allah memilih menyatakan diri melalui tiga saluran besar:
1. Melalui ciptaan (wahyu umum)
“Langit menceritakan kemuliaan Allah.” (Mzm. 19:2) Para filsuf Kristen seperti Thomas Aquinas melihat alam semesta sebagai bukti logis keberadaan Allah.
2. Melalui Firman Tuhan (wahyu khusus)
Alkitab adalah rekaman wahyu Allah kepada manusia, ditulis melalui nabi, rasul, dan terutama dalam diri Yesus Kristus.
3. Melalui Yesus sendiri
Yesus berkata: “Barangsiapa melihat Aku, ia melihat Bapa.” (Yoh. 14:9)
Teolog Kevin Vanhoozer menyebut Yesus sebagai “drama Allah dalam sejarah”—Allah tampil ke panggung dunia dalam bentuk manusia.
Q5: “Kenapa Allah dalam Alkitab digambarkan sangat dekat dengan manusia?”
A:
Karena dari awal, Allah mencipta manusia menurut gambar dan rupa-Nya (Kej. 1:26).
Artinya: manusia punya kapasitas relasi, kapasitas moral, dan kapasitas mengenal Tuhan.
Alkitab menggambarkan Allah berjalan bersama Adam dan Hawa di taman. Itu bukan metafora manis—itu gambaran relasi ideal: Allah mau dekat, bukan jauh.
J.I. Packer dalam bukunya Knowing God mengatakan: “Kekristenan bukan soal mengetahui informasi tentang Allah, tetapi mengenal Allah secara pribadi.”
Q6: “Kalau begitu, mengapa dunia penuh penderitaan? Di mana Allah?”
A:
Pertanyaan yang sangat manusiawi, teologis, dan emosional. Alkitab memberikan tiga jawaban besar:
-
Dunia rusak oleh dosa. Kej. 3 menggambarkan kehancuran relasi manusia dengan Allah, alam, dan sesamanya.
-
Allah tidak tinggal diam. Allah masuk ke dunia yang rusak melalui: Yesus Kristus (penebusan), Roh Kudus (pemulihan), dan Gereja (perpanjangan tangan kasih Allah).
-
Allah akan memulihkan semuanya. Kitab Wahyu menutup cerita dengan janji restorasi total: “Tidak akan ada lagi dukacita, maut, ratap tangis…” (Why. 21:4)
N.T. Wright menyebut ini sebagai “New Creation Project” Allah—pemulihan total, bukan pelarian ke surga.
Q7: “Apakah Allah itu Tuhan yang jauh atau dekat?”
A:
Alkitab menunjukkan dua sisi Allah:
1. Transenden — jauh, agung, tidak terselami. “Pikiran-Ku bukan pikiranmu…” (Yes. 55:8)
2. Imanen — dekat, hadir, terlibat. “Tuhan itu dekat…” (Mzm. 145:18)
Dalam Kristus, keduanya menyatu: Allah yang tak terselami itu menjadikan diri dapat disentuh, dapat didengar, bahkan makan bersama manusia.
Karl Rahner berkata: “Allah yang tersembunyi menjadi Allah yang hadir dalam Yesus.”
Q8: “Apakah Allah dalam Alkitab itu penuh hukuman?”
A:
Ini sering jadi salah paham besar. Allah membenci dosa, tapi Ia sangat mengasihi manusia.
Justru karena kasih-Nya, Ia menegur, memperbaiki, memanggil, dan memulihkan. Dalam Perjanjian Lama: Allah sabar terhadap Israel, berulang kali mengampuni, dan memberi kesempatan baru
Dalam Perjanjian Baru, Allah menanggung hukuman dosa di dalam diri Yesus. Hukuman itu bukan bukti kebencian Allah, tetapi bukti seberapa jauh Ia mau pergi demi menyelamatkan manusia.
Q9: “Simpelnya… bagaimana saya bisa mengenal Allah menurut Alkitab?”
A:
Empat langkah sederhana:
-
Lihat ciptaan — kagumi kebesaran-Nya
-
Baca Firman — kenali karakter-Nya
-
Kenal Yesus — lihat wajah Allah yang sebenarnya
-
Buka hati kepada Roh Kudus — alami kehadiran Allah di dalam diri
Teolog D.A. Carson berkata: “Kalau ingin tahu seperti apa Allah, lihatlah Yesus. Kalau ingin mengalami Allah, izinkan Roh Kudus bekerja.”
Kesimpulan
Kalau ada orang tanya, “Siapa Allah menurut Alkitab?”
Jawabannya: Allah yang mencipta, Allah yang mengasihi, Allah yang datang sebagai Yesus, dan Allah yang tinggal bersama manusia melalui Roh Kudus.
Bukan konsep, bukan dongeng, bukan kekuatan anonim. Tetapi Pribadi yang hidup, berelasi, dan mencari manusia.